WUJUDKAN MIMPI TEMBUS PENERBIT MAYOR

 
TEMBUS PENERBIT MAYOR TERNYATA MUDAH

Resume ke-7

Gelombang: 24

Tanggal: 31 Januari 2022

Tema: Menulis Buku Mayor dalam Dua Minggu

Nara Sumber: Prof. Richardus Eko Indrajit

 

S

alam literasi dan selamat berjumpa kembali Bpak Ibu pegiat literasi khususnya para peserta Kelas Belajar Menulis PGRI yang diprakarsai oleh bapak Wijaya Kusumah, M.Pd. atau yang lebih dikenal dengan sebutan Om Jay. Nah, kira-kira Bapak Ibu punya impian atau tidak untuk menerbitkan buku di penerbit mayor dan bukunya mejeng di toko buku terkenal seperti Gramedia? Kalau memang itu yang menjadi keinginan Bapak Ibu sekalian, kali ini adalah waktu yang sangat tepat untuk menyimak pembahasan tentang “Menulis Buku Mayor dalam Dua Minggu.” Untuk narasumbernya sudah pasti orang luar biasa yang buku-bukunya sudah sering diterbitkan oleh CV. Andi Offset yaitu bapak Prof. Richardus Eko Indrajit atau lebih dekenal dengan sebutan Prof. Ekoji. Kegiatan ini akan dimoderatori oleh ibu Aam Nurhasanah.

Mengenal Lebih Dekat Perjalanan Menulis Sang Narasumber

Sebelum mengetengahkan tips dan trik menulis buku dan diterbitkan penerbit mayor dalam dua minggu, ada baiknya kita kenal dengan sang pemateri andal lebih dahulu. Sang narasumber akan sharing pengalaman. Jika ingin tahu profil lengkapnya bisa bapak ibu cek di https://id.m.wikipedia.org/wiki/Richardus_Eko_Indrajit

Prof. Ekoji mulai menulis sejak tahun 1999 ketika berumur 30 tahun. Ketika itu sejumlah mahasiswa mendesak beliau untuk menulis hal-hal baru pasca kerusuhan Mei 1998. Ketika itu para mahasiswa tak mampu membeli buku-buku terbitan luar negeri sejak nilai tukar dolar melambung. Untuk mencari ide menulis pada saat itu tidaklah mudah seperti sekarang yang sudah ada internet. Jadi Prof. Ekoji pergi ke perpustakaan dan membaca buku tentang IT terbitan luar negeri. Setiap ada gambar yang menarik beliau meringkas isinya dalam bahasa Indonesia yang mudah dipahami. Biasanya dalam satu artikelnya tenatng sebuah gambar diagram yang ditulisnya dalam 3-5 halaman.

Kurang lebih 3 bulan kemudian tanpa terasa beliau telah membuat 50 artikel, artinya beliau telah menulis tentang 50 diagram. Iseng-iseng Prof Ekoji mengumpulkannya dan menjadikan bunga rampai (Kumpulan artikel tentang IT) dan diajukan ke Gramedia. Diluar dugaan bukunya laku keras dibeli (terutama oleh mahasiswa). Bahkan ketika itu bukunya sampai naik cetak 3 kali dalam setahun. Inilah yang menjadi pemicu bagi Prof Ekoji untuk terjun sebagai penulis. Sejak itu pula tawaran untuk mengisi seminar ke sejumlah kota di Indonesia mengalir padanya. Tanpa disadari keinginannya sejak kecil untuk keliling Indonesia secara gratis tercapai.

Tahun 2000 mulai menjadi tonggak bagi beliau untuk mulai konsisten menulis. Setidaknya dalam setahun beliau selalu menerbitkan buku 2-3 buah. Tak hanya menerbitkan di Gramedia, beliau juga menerbitkan bukunya di Elexmedia Komputindo. Saat mencoba menerbitkan di penerbit lain, ternyata Penerbit ANDI Yogyakarta juga tertarik untuk menerbitkan karya-karya Prof. Ekoji. Maka terbitlah buku yang berjudul E-Government di sana dan menjadi sangat populer hingga saat ini. Pada saat itu tak banyak buku yang membahas hal tersebut sedangkan E-Government sedang hangat-hangatnya. Sebagaimana biasa karena saat itu belum ada internet, jadi Prof. Ekoji mencari referensi ke sana-sini.

Prof. Ekoji bercerita bahwa perkenalannya dengan Penerbit ANDI Yogyakarta saat acara bedah buku “E-Business.” Beliau mengaku banyak belajar cara membuat buku yang laku di pasaran.

Ada kisah menarik yang membuatnya terinspirasi untuk menulis bersama dengan guru-guru hebat selama pandemi. Ketika itu beliau menjadi asesor di Universitas Ahmad Dahlan. Ketika diminta untuk mewawancarai mahasiswa beliau bertemu dengan Ardiansyah-salah satu mahasiswa pintar dan kritis. Saat itu Ardiansyah bersama teman-temannya yang berjumlah 20 orang sedang ketagihan untuk menjadi praktisi open source yaitu sofware-software gratis yang berkembang sebagai bentuk protes dari komunitas programmer dunia atas dominasi Microsoft yang berbayar mahal.

Ardiansyah  dan teman-temannya masing-masing ahli di satu software open source karena sudah terbiasa menggunakannya. Mereka berpikiran bahwa Indonesia bisa maju jika mengenal fenomena open source ini. Maka timbullah gagasan ide dari Prof Ekoji. Beliau meminta mereka masing-masing menulis sebuah buku sesuai keahlian yang dimiliki. Buku-buku tersebut beliau edit dan diajukan ke sebuah perusahaan untuk mempublikasikan. Saat itu Prof. Ekoji berfungsi sebagai penulis kedua karena bertugas sebagai editor dan menyarankan struktur isinya. Tak disangka seluruh buku (kurang lebigh ada 25 buku) sepakat untuk diterbitkan. Bahkan rektor Universitas Ahmad Dahlan kala itu sangat terkejut mahasiswanya berhasil menerbitkn buku bersama beliau. Berikut ini gambar beberapa buku yang berhasil diterbitkan.

Sejak itu pula Prof. Ekoji ketagihan untuk menulis karena merasa begitu besar manfaatnya bagi masyarakat. Beliau mulai melebarkan karyanya tak hanya di peneerbit Elexmedia Komputindo dan Penerbit ANDI Yogyakarta, tapi juga di Grasindo dan lain sebagainya.

Bagaimana Menulis Buku Mayor dalam Dua Minggu?

Berdasarkan beberapa pertanyaan yang diajukan para peserta, Prof. Ekoji menyampaikan bahwa biasanya yang dilihat oleh penerbit mayor ada 2 hal utama yaitu “Konten atau judul menarik (biasanya sedang tren)” dan “Penulis yang dikenal (bukunya laris manis).”

Prof. Ekoji selanjutnya memaparkan sebuah permasalahan. Ketika pendemi terjadi gonjang-ganjing dalam dunia pendidikan yang menuntut pembelajaran jarak jauh (PJJ). Guru-guru jadi kebingungan untuk melakukan kebijakan secara mendadak ini tanpa panduan lengkap serta pelatihan karena masalah darurat. Maka dari itu pada tanggal 20 Maret 2020 di hari kelima PJJ, Prof. Ekoji membuat sebuah channel youtube dan menyampaikan semua ilmu yang dimilikinya terkait dengan PJJ kepada masyarakat pendidikan. Channel-nya adalah EKOJI CHANNEL.

Beliau membahas satu isu pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan secara berkala dan setiap hari. Hingga akhirnya EKOJI CHANNEL di-subscribe oleh komunitas guru dan dosen di Indonesia. Ratusan judul menarik telah dihasilkan dari channel beliau.

Suatu saat beliau diminta sahabatnya yaitu Om Jay untuk berbagi ilmu dengan guru-guru se-Indonesia melalui Kelas Belajar Menulis PGRI. Saat mengajar beliau teringat dengan inisiatif yang pernah dikembangkannya bersama mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan beberapa waktu silam. Ketika itu banyak guru yang menanyakan bagaimana cara memulai menulis dan tema apa yang sebaiknya bisa dituangkan dalam sebuah tulisan. Prof. Ekoji pikir pasti semua guru punya mimpi untuk menerbitkan buku di penerbit mayor. Maka dari itulah belau memberi sebuah tantangan bagi para guru untuk mendaftar serta menjanjikan bahwa mereka bisa membuat buku dalam 2 minggu. Berikut ini langkah-langkahnya:

1.    Kunjungi EKOJI CHANNEL dan cari konten/tema yang menarik.

2.    Tulis APAPUN YANG PROF. EKOJI KATAKAN dalam bentuk sebuah tulisan.

3.    Strukturkan pembahasan ke dalam beentuk 5W1H – apa judulnya (WHAT), mengapa judul itu penting (WHY), siapa yang membutuhkan (WHO), di mana judul itu dapat diimplementasikan (WHERE), kapan penerapannya (WHEN), dan bagaimana cara mengimplementasikan (HOW).

4.    Tunjukkan draft pada Prof. Ekoji agar dapat diteliti dan dikomentari.

5.    Prof. Ekoji meminta untuk memperkaya pembahasan dengan menambah kontennya dari sumber-sumber atau referensi lain. Untuk hal ini akan diajarkan oleh Prof. Ekoji cara mendapatkannya.

Kelima langkah di atas diminta untuk dilakukan dalam 2-4 minggu. Apapun hasilnya harus diserahkan pada akhir bulan. Setelah jadi bukunya (minimal 100 halaman) nanti akan diserahkan oleh beliau pada Penerbit ANDI Yogyakarta sebagai mitra PGRI dan EKOJI CHANNEL.

Biasanya penerbit akan membaca dan menelaahnya selama 1-2 bulan. Baru para guru akan mendapat pengumuman buku siapa yang layak untuk diterbitkan dengan revisi minor atau revisi mayor. Selain itu juga akan diputuskan untuk diterbitkan dalam bentuk fisik atau elektronik yang sama-sama memiliki nilai prestis. Hingga kini telah terbit sekitar 39 buku di seluruh Indonesia dan beberapa draft sedang ditelaah.

Demikianlah pemaparan materi dari bapak Prof. Richardus Eko Indrajit yang bisa sampaikan pada kegiatan kali ini. Jika dilihat dari apa yang disampaikan oleh beliau tentunya untuk menerbitkan sebuah buku di penerbit mayor perlu trik tersendiri sebagaimana yang disampaikan di atas. Saya cukupkan sekian dulu resume kali ini. Kita akan bertemu lagi pada pembahasan materi berikutnya bersama narasumber menarik lainnya. Terima kasih banyak atas perhatiannya dan silakan tinggalkan jejak berupa saran atau komentar pada postingan ini. Sampai jumpa lagi …

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KISAH INSPIRATIF SANG PENJUAL MINUMAN

BELAJAR DARI PENGALAMAN GURU INSPIRASI NASIONAL

MENULIS ADALAH PASSIONKU