MENGENAL PENYAKIT PARA PENULIS

 

AWAS VIRUS WRITER’S BLOCK!

Resume ke-8

Gelombang: 24

Tanggal: 2 Februari 2022

Tema: Mengatasi Writer’s Block

Narasumber: Ditta Widya Utami, S.Pd., Gr.

 

S

elamat berjumpa kembali bapak ibu pegiat literasi. Salam literasi semuanya. Pada kegiatan kali ini ada materi menarik, nih! Sebuah materi yang wajib diketahui oleh seorang penulis. Narasumber kita kali ini adalah ibu Ditta Widya Utami, S.Pd., Gr. dan nantinya akan dipandu oleh moderator ibu Widya Setianingsih. Tema yang diambil yaitu “Mengatasi Writer’s Block.” Bu Ditta begitu panggilan sang narasumber merupakan alumni pelatihan Belajar Menulis PGRI angkatan 7. Sebelum menuju pembahasan materi, intip dulu yuk curriculum vitae beliau di https://dittawidyautami.blogspot.com/p/profil.html

Apa Itu Writer’s Block?

Pembahasan materi pada kegiatan kali ini langsung dibuka oleh Bu Ditta dengan meminta peserta untuk membaca tulisan beliau melalui link https://dittawidyautami.blogspot.com/2022/01/saat-kita-berbuat-salah.html?m=1 Dalam waktu 15 menit para peserta diminta untuk membaca kemudian membuat tulisan bebas di kolom komentar atau dikirim pada moderator. Hal ini untuk mengukur kemampuan peserta dalam menemukan ide tulisan secara singkat dan stuck ide.

Writer’s block adalah istilah yang dipopulerkan pertama kali oleh psikoanalisis Edmund Bergler. Biasanya orang terkena writer’s block merasa kesulitan untuk menulis dan menghasilkan karya karena. Ide seolah menghilang dari pikiran sehingga penulis tak tahu harus menulis apa. Writer’s Block bisa menyerang penulis apapun. Baik penulis pemula maupun profesional. Writer’s Block umumnya terjadi bukan karena komitmen ataupun masalah kompetensi menulis.

Ada beberapa tanda jika seorang penulis telah terserang writer’s block.

1. Sulit untuk fokus.

2. Tidak ada inspirasi untuk menulis.

3. Saat menulis jadi lebih lambat dari biasanya.

4. Merasa stress atau frustrasi untuk menulis.

Menurut Bu Ditta jika tanda-tanda seperti di atas, seorang penulis harus segera bangkit. Jika tidak keadaan tersebut akan sangat cepat menjangkiti. Cepatnya bisa dalam hitungan menit, jam, hari, minggu, bulan, bahkan tahunan, lho!

Cara Mengatasi Writer’s Block

Rentang waktu seorang penulis dalam kondisi writer’s block bergantung dari seberapa cepat penulis tersebut untuk mengatasi kondisinya. Bu Ditta memberi beberapa langkah untuk mengatasi writer’s block.

a.    Mengetahui Penyebabnya

Penyebab writer’s block itu bermacam-macam. Berbagai faktor bisa jadi adalah penyebabnya. Sebagaimana yang tertulis dalam gambar di bawah ini.

b.   Mencoba Metode/Topik Baru dalam Menulis

Kita bisa mencoba teknik menulis out of the box. Cobalah dengan menulis sesuatu yang baru. Istilah sekarang ‘keluar dari zona nyaman’. Misalnya jika kita biasa menulis non fiksi cobalah untuk menulis fiksi. Apakah bisa? Tentu saja bisa dengan terus belajar dan berlatih.

Dengan senantiasa melatih diri dan belajar tentunya akan mengusir writer’s block. Sejatinya kemampuan yang terus di-upgrade pastinya akan membangun sebuah pertahanan untuk terus menulis dan menghasilkan karya yang lebih baik lagi.

c.    Istirahat Sejenak

Terkadang tekanan dan tuntutan pekerjaan sehari-hari membuat kita sress, lelah secara fisik maupun mental. Hal ini juga bisa memicu writer’s block. Tubuh kita bukanlah robot yang bisa dipaksa untuk bekerja secara terus-menerus. Jadi ada baiknya kita luangkan waktu untuk istirahat sejenak. Kita refresh pikiran dengan melakukan hal-hal yang kita sukai. Bisa melakukan hobi, membaca, belanja, nonton, atau berwisata, Terkadang dengan me-refresh pikiran akan timbul inspirasi baru untuk menulis.

d.   Jangan Terlalu Perfeksionis

Tak ada salahnya untuk menjadi seorang perfeksionis dalam berkarya. Akan tetapi janganlah terlalu berlebihan, karena yang sempurna hanyalah milik Yang Maha Kuasa. Pepatah mengatakan ‘Perfeksionis itu bisa menghilangkan kretivitas’ (perfectionism kills creativity). Rasa ingin menjadi yang paling sempurna membuat kita selalu negative thinking terhadap tulisan sendiri. Hal ini memantik rasa rendah diri pada seorang penulis. Akhirnya tulisan tidak akan pernah terselesaikan.

Selanjutnya Bu Ditta mengakhiri kegiatan dengan mengingatkan para peserta pelatihan Belajar Menulis lewat kalimat sakti para mentor yaitu:

* “Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi.”

            * “Tulisanmu akan menemukan takdirnya (pada pembaca).”

Pada kegiatan ini pula ada sekitar 9 pertanyaan yang diajukan oleh para peserta kepada sang narasumber. Salah satu pertanyaan yang sangat menarik adalah dari Pak Ahmad Zaky: ‘Apakah virus WB sama dengan over thinking? Menurut Bu Ditta keduanya berbeda. Over Thinking lebih ke masalah psikologis. Terlalu memikirkan hal-hal yang belum tentu terjadi. Sedangkan writer’s block lebih ke dampak dari sesuatu. Malah bisa jadi dari overthinking seorang penulis bisa terkena writer’s block.

Dari apa yang telah dipaparkan oleh Bu Ditta sang narasumber bisa kita petik sebuah pembelajaran bahwa seorang penulis haruslah lebih mengenal diri lebih baik agar mengetahui gejala jika writer’s block akan menyerang. Dengan begitu kita pasti akan lebih bersikap untuk segera mengobati penyakit para penulis tersebut. Sehingga kita bisa terus menghasilkan karya lebih baik dan lebih banyak untuk ke depannya.

Baiklah saya rasa pembahasan kegiatan kali ini saya cukupkan sampai di sini dulu. Kita bertemu lagi pada pembahasan berikutnya dengan materi dan narasumber yang lebih menarik. Jika berkenan seperti biasa silakan tinggalkan komentar dan saran. Sampai jumpa lagi dan terima kasih…

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

KISAH INSPIRATIF SANG PENJUAL MINUMAN

BELAJAR DARI PENGALAMAN GURU INSPIRASI NASIONAL

MENULIS ADALAH PASSIONKU